Oleh: Paisal Salman
Alparidji
Bumiku (Ilustrasi) |
Semakin hari semakin
renta saja bumi tempat kita berpijak ini. Kita sebagai manusia
satu-satunya makhluk di bumi yang mempunyai akal sempurna bertanggung
jawab penuh atas apa yang terjadi di bumi. Selain bertambah tua bumi
juga semakin penuh, manusia secara terus menerus bereproduksi.
Akibatnya adalah berkurangnya lahan hijau, dimana-mana dibangun rumah
atau bangunan. Hutan yang memiliki peran sebagai paru-paru bumi juga
berkurang fungsinya, bumi semakin panas.
Kita tidak bisa
berpangku tangan atas apa yang terjadi, kita harus mulai merawat bumi
dari hal yang kecil. Misalnya menghemat energi dengan mematikan
listrik saat tidak digunakan, menghemat kertas, dan tidak menggunakan
plastik untuk barang yang masih bisa dibawa sendiri.
Tahukah kalian berapa
pohon yang digunakan untuk membuat kertas? Kebanyakan kertas dibuat
dari pohon pinus, satu pohon bisa menghasilkan 80.500 lembar kertas.
Untuk membuat satu ton kertas dibutuhkan 13 batang pohon besar, 400
liter minyak, 4.100 Kwh listrik dan 31.780 liter air (Forum Hijau
Indonesia). Terlalu banyak energi yang dibuang jika kita
terus-terusan boros kertas.
Salah satu contoh
pemborosan kertas adalah penggunaan nota di minimarket, karena
kebanyakan pihak perseorangan langsung membuang nota tersebut kedalam
tong sampah. Sangat disayangkan sekali peraturan minimarket di
Indonesia. Di luar negri khususnya negara maju, para kasir akan
menawarkan apakah perlu menggunakan nota atau tidak. Sungguh miris
dengan apa yang terjadi di negara kita ini.
Tidak berhenti sampai di
situ saja, plastik juga masih menjadi sampah yang mencemari
lingkungan. Plastik keras hanya dapat terurai dalam waktu 50-80
tahun, sedangkan botol plastik tidak dapat diperkirakan waktu
terurainya. Kita bisa mengurangi penggunaan plastik dengan cara
membawa kantong atau tas sendiri dari rumah. Biasakan juga saat
berbelanja kebutuhan dalam jumlah kecil untuk tidak meminta plastik.
Keputusan beberapa minmarket yang memisahkan antara barang yang
makanan dan non-makanan dengan plastik berbeda juga sangat
disayangkan. Apakah mereka pikir ini akan membahayakan? Tidak,
kecuali barang-barang tadi masuk ke dalam mixer atau molen semen
dengan guncangan yang sangat kencang.
Seperti yang terjadi
pada kasus kertas sebelumnya, kasus plastikpun terjadi di beberapa
minimarket di Indonesia. Di beberapa negara penggunaan plastik akan
dikenai biaya tambahan, sedangkan di sini kita bisa minta sebanyak
apapun yang kita mau. Padahal nantinya plastik itu juga akan dibuang
begitu saja. Coba bayangkan jika dalam satu keluarga membawa pulang
satu buah plastik setiap harinya. Kalikan 1 plastik x 4 orang x 30
hari = 120 plastik. Itu baru satu keluarga, jika dalam satu dusun
terdapat 30 KK berarti dalam satu tahun ada kurang lebih 1.296.000
sampah plastik!
Maka dari itu mari kita
jaga bumi ini mulai dari hal yang kecil dengan menghemat kertas dan
plastik. Hal kecil dari kita berarti besar untuk bumi. Tidak usah
kita ribut berdebat siapa yang salah atas kerusakan bumi, bumi ini
milikku dan juga milikmu yang mana harus kita jaga bersama. Sedikit
mengutip dari perkataan Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Bumi
Manusia : “Berterimakasihlah pada segala yang memberi
kehidupan.” Menjaga bumi
adalah salah satu cara kita untuk mengucap syukur kepada Yang Maha
Memberi kehidupan!
0 komentar:
Posting Komentar